LAGI,
lagi-lagi aku tertipu dengan siluet buatan
aku benci itu
untuk apa dia hadir?
jika nantinya dia akan meninggalkanku
untuk apa dia menyapa?
jika pada akhirnya dia akan ucapkan selamat tinggal
apa dia tau,kalau ini sudah menjadi rangkaian cerita?
jika dia hanya akan menyusun cerita sedih
lebih baik jangan
biarkan aku melangkah sendiri lagi
menyusuri jalan, yang mungkin tak selalu indah
tapi aku yakin aku mampu
sampe pada saatnya nanti aku bertemu "sahabatku"
ya Rabb sampaikan padanya... jangan khawatirkan aku
aku akan baik-baik saja
katakan padanya, tunggu cerita-cerita dariku,nanti
karena nanti aku akan meceritakan perjalananku
cerita tentang sebuah pertemuan,, yg mungkin akan membuatnya menyesal
cerita tentang langkah-langkah kecil yang kuambil
cerita tentang resiko yang harus kuhadapi
semua,,
semua akan aku ceritakan padanya
iya, nanti...
pada saatnya tiba
Subang, 25082012
Minggu, 26 Agustus 2012
Kamis, 23 Agustus 2012
Jalan yang Tidak Kutempuh
Dua jalan bercabang dalam remang hutan kehidupan,
Dan sayang aku tidak bisa menempuh keduanya
Dan sebagai pengembara, aku berdiri lama
Dan memandang ke satu jalan sejauh aku bisa
Ke mana kelokannya mengarah di balik semak belukar;
Kemudian aku memandang yang satunya, sama bagusnya,
Dan mungkin malah lebih bagus,
Karena jalan itu segar dan mengundang
Meskipun tapak yang telah melewatinya
Juga telah merundukkan rerumputannya,
Dan pagi itu keduanya sama-sama membentang
Di bawah hamparan dedaunan rontok yang belum terusik.
Oh, kusimpan jalan pertama untuk kali lain!
Meski tahu semua jalan berkaitan,
Aku ragu akan pernah kembali.
Aku akan menuturkannya sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang;
Dua jalan bercabang di hutan, dan aku--
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui
Dan itu mengubah segalanya.
Robert Frost (1916)
Sabtu, 11 Agustus 2012
Biar Kutitipkan pada-Nya
Lagi, aku tersungkur diatas sajadah merah hati itu
bersimpuh di hadapan-Nya
mencurahkan semua kekecewaan yang tengah kualami
bukan,,bukan tentang kecewa pada-Nya
yang tidak menuliskan namanya di Lauhul Mahfudz untukku
bukan pula kecewa pada dia
yang "pernah" menorehkan tinta merah jambu di hatiku
tapi ini tentang kecewaku pada diriku sendiri
yang tak mampu menjaga hati
membiarkan ruangan itu terbuka bukan untuk-Nya Sang Maha Pemilik cinta
aku kecewa pada diriku
yang kemudian menangis lagi
tapi bukan menangisi dosa-dosaku
melainkan mengharap cinta pada seorang hamba
Sungguh, aku lelah jika harus menyimpannya
aku rapuh jika terus membiarkannya tinggal
karena aku akan terus berharap padanya
ya, pada dia yang bukan untukku
kali ini, tekadku sudah bulat
niatku sudah mantap
agar aku mampu ikhlas sepenuh hati menerima ketentuan-Nya
ya, biar kutitipkan dia pada-Nya...
Bandung 11 Agustus 2012
bersimpuh di hadapan-Nya
mencurahkan semua kekecewaan yang tengah kualami
bukan,,bukan tentang kecewa pada-Nya
yang tidak menuliskan namanya di Lauhul Mahfudz untukku
bukan pula kecewa pada dia
yang "pernah" menorehkan tinta merah jambu di hatiku
tapi ini tentang kecewaku pada diriku sendiri
yang tak mampu menjaga hati
membiarkan ruangan itu terbuka bukan untuk-Nya Sang Maha Pemilik cinta
aku kecewa pada diriku
yang kemudian menangis lagi
tapi bukan menangisi dosa-dosaku
melainkan mengharap cinta pada seorang hamba
Sungguh, aku lelah jika harus menyimpannya
aku rapuh jika terus membiarkannya tinggal
karena aku akan terus berharap padanya
ya, pada dia yang bukan untukku
kali ini, tekadku sudah bulat
niatku sudah mantap
agar aku mampu ikhlas sepenuh hati menerima ketentuan-Nya
ya, biar kutitipkan dia pada-Nya...
Bandung 11 Agustus 2012
Jumat, 03 Agustus 2012
Kalian Compas Perjalananku
seandainya aku rapuh,
bagaimana caraku menguatkan ibu juga kakak-kakakku?
seandainya aku hidup berantakan dengan kebebasan yang memababi buta,
bagaimana caraku memberi contoh kepada ponakan-ponakanku cara menjalani hidup?
tapi apakah aku selalu kuat?
tidak,
ternyata tidak.
terkadang aku rapuh,
rapuh melebihi kerapuhan kayu dimakan usia.
terkadang akupun cengeng,
melebihi cengengnya balita yang sedang sakit.
aku hanya manusia biasa
yang tidak selalu kuat dalam menjalani kehidupan ini.
tidak selalu tegar, saat badai menerjang.
dan ternyata akupun hanya daging tanpa tulang,
saat cinta dari-NYA, dari ibu , dan sodara-sodaraku
tidak kudapatkan
kalian cinta dalam kehidupan
kalian kasih dalam pernikahan
kalian tenaga dalam tubuh
dan yang terpenting,
kalian compas dalam perjalananku
bagaimana caraku menguatkan ibu juga kakak-kakakku?
seandainya aku hidup berantakan dengan kebebasan yang memababi buta,
bagaimana caraku memberi contoh kepada ponakan-ponakanku cara menjalani hidup?
tapi apakah aku selalu kuat?
tidak,
ternyata tidak.
terkadang aku rapuh,
rapuh melebihi kerapuhan kayu dimakan usia.
terkadang akupun cengeng,
melebihi cengengnya balita yang sedang sakit.
aku hanya manusia biasa
yang tidak selalu kuat dalam menjalani kehidupan ini.
tidak selalu tegar, saat badai menerjang.
dan ternyata akupun hanya daging tanpa tulang,
saat cinta dari-NYA, dari ibu , dan sodara-sodaraku
tidak kudapatkan
kalian cinta dalam kehidupan
kalian kasih dalam pernikahan
kalian tenaga dalam tubuh
dan yang terpenting,
kalian compas dalam perjalananku
Langganan:
Postingan (Atom)