seandainya aku rapuh,
bagaimana caraku menguatkan ibu juga kakak-kakakku?
seandainya aku hidup berantakan dengan kebebasan yang memababi buta,
bagaimana caraku memberi contoh kepada ponakan-ponakanku cara menjalani hidup?
tapi apakah aku selalu kuat?
tidak,
ternyata tidak.
terkadang aku rapuh,
rapuh melebihi kerapuhan kayu dimakan usia.
terkadang akupun cengeng,
melebihi cengengnya balita yang sedang sakit.
aku hanya manusia biasa
yang tidak selalu kuat dalam menjalani kehidupan ini.
tidak selalu tegar, saat badai menerjang.
dan ternyata akupun hanya daging tanpa tulang,
saat cinta dari-NYA, dari ibu , dan sodara-sodaraku
tidak kudapatkan
kalian cinta dalam kehidupan
kalian kasih dalam pernikahan
kalian tenaga dalam tubuh
dan yang terpenting,
kalian compas dalam perjalananku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar