Rabu, 20 Juni 2012

Semoga Kelak Langit Menghapusnya


Aku dan kamu tercipta dari kehilangan-kehilangan kecil
Aku sedang  mencari arah
Dan kamu itu adalah utara, timur, selatan dan semua arah mata angin
Musim kini tertahan : kenangan tentangmu, tak lebih lampau dari pengharapan
Aku melipat  waktu  sambil mengingat seperti apakah harapan itu
Cahaya matahari itu, membuatku sedikit ingin tahu : kamu sedang apa?
Perpisahan ini memberiku banyak, senja

Esok pagi, tanyakanlah padaku, “apakah semua itu masa lalu?"
Seperti itulah aku mengingatmu dari semua yang tidak aku ketahui
Setiap mengingatmu, kupejamkan  mata
Dan kubiarkan kesunyian yang buta  memperlihatkan lebih banyak
Karena aku tau
Cahaya tertulis  pada seekor kunang-kunang
Tapi apa kamu tau?
Kalau  ini kenang-kenang yang berasal dari hidup yang tak pernah sempurna

Aku memperhatikanmu mengemas koper
Lalu menyimpan segalanya yang tak pernah bisa kusentuh dalam ingatanmu
Pagi ini aku mencoba mengingat, untuk melupakan
Di tepi mendung, kupenjamkan mata
Lantas berharap, semoga kelak  langit menghapusnya


Bandung, 20 Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar