Temanku yang pengen kuceritakan ini adalah dia yang membersamaiku dari awal mengumpulkan repih mimpi, kemudian menyusunnya bersama. Memang, kita melangkah bersama hanya beberapa tahun saja. Tapi sampai hari ini langkah kita sama. Saling mendukung dan insyaAllah saling mendoakan.
Sampai hari ini dia selalu hadir... Walau tak setiap saat, tp dia tau kapan dia dibutuhkan. Kebiasaanku adalah mengambil keputusan secepat yang aku bisa. Termasuk soal pekerjaan. Sudah 2 kali aku resign dengan tergesa-gesa bahkan ketika aku belum dapat penggantinya. Dan kebiasaan dia adalah gagal resign karena terlalu banyak mikir nasib kedepannya. Padahal sebagian dari sikapku yg buru-buru resign itu adalah hasil belajarku darinya. Ah...lucunya kami ini.
Saat ini lagi-lagi aku resign tanpa dapat penggantinya terlebih dahulu. Dia? Sudah tentu mendukung keputusanku. Dia sama sekali tak membahas kenapa aku secepat itu resign. Karena dia tau...seperti itulah aku. Tapi sellownya dia bersikap dibaliknya ada banyak kekhawatiran. Yaa...dia berusaha membantuku dari belakang. Dia mencari info loker sana sini...untukku. Terharu? Pasti... Karena aku tau bukan dari dia, tapi dari temannya yg dia tanya.
Terimakasih Mia Tania...
Sampai hari ini, kamu masih temanku yg selalu mendukung mimpi dan cita-citaku. Terimakasih telah jadi teman yang tak pernah menyalahkan apapun yang menjadi keputusanku dalam melangkah. Aku yakin kamu bersikap seperti itu karena kamu percaya padaku. Bagiku kepercayaan adalah hal yangg berharga. Saat orangtuaku mempercayaiku, aku selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik buat mereka. Begitupun kini...saat kamu percaya padaku, aku akan berusaha membuktikan yangg terbaik padamu.
Terimakasih.
Bandung, 02 Maret 20q6
Sampai hari ini dia selalu hadir... Walau tak setiap saat, tp dia tau kapan dia dibutuhkan. Kebiasaanku adalah mengambil keputusan secepat yang aku bisa. Termasuk soal pekerjaan. Sudah 2 kali aku resign dengan tergesa-gesa bahkan ketika aku belum dapat penggantinya. Dan kebiasaan dia adalah gagal resign karena terlalu banyak mikir nasib kedepannya. Padahal sebagian dari sikapku yg buru-buru resign itu adalah hasil belajarku darinya. Ah...lucunya kami ini.
Saat ini lagi-lagi aku resign tanpa dapat penggantinya terlebih dahulu. Dia? Sudah tentu mendukung keputusanku. Dia sama sekali tak membahas kenapa aku secepat itu resign. Karena dia tau...seperti itulah aku. Tapi sellownya dia bersikap dibaliknya ada banyak kekhawatiran. Yaa...dia berusaha membantuku dari belakang. Dia mencari info loker sana sini...untukku. Terharu? Pasti... Karena aku tau bukan dari dia, tapi dari temannya yg dia tanya.
Terimakasih Mia Tania...
Sampai hari ini, kamu masih temanku yg selalu mendukung mimpi dan cita-citaku. Terimakasih telah jadi teman yang tak pernah menyalahkan apapun yang menjadi keputusanku dalam melangkah. Aku yakin kamu bersikap seperti itu karena kamu percaya padaku. Bagiku kepercayaan adalah hal yangg berharga. Saat orangtuaku mempercayaiku, aku selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik buat mereka. Begitupun kini...saat kamu percaya padaku, aku akan berusaha membuktikan yangg terbaik padamu.
Terimakasih.
Bandung, 02 Maret 20q6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar