Minggu, 12 April 2015

Sekeping Kenangan

Dua tahun berlalu semenjak aku pergi meninggalkan tempat itu. Iya, tempatku belajar menjadi seseorang. Tak banyak yang aku lupakan dari sekian banyak kejadian. Semua masih kuingat dengan jelas. Karena tak kuingkari, bahwa disanalah semua berawal. Berkali-kali aku katakan kepada siapapun yang bertanya, kalau aku tak pernah menyesal pernah ada di tempat itu. Sungguh aku sangat beruntung. Bagi mereka mungkin buruk, tapi tidak bagiku. Dan memang pada dasarnya aku selalu mensyukuri apapun yang pernah aku lewati. Karena menurutku, setiap yang kita lewati selalu memberi pelajaran. Entah langsung, atau untuk kita pelajari di kemudian hari. Begitupun tempat itu, selain mengajariku langsung tentang mimpi dan harapan. Tapi juga membekaliku bagaimana bertahan ketika badai kehidupan melanda. Yups, masuk ke pusaran badai tersebut dan semua akan lebih baik. 

Setelah dua tahun berlalu, tak sengaja kutemukan beberapa buletin yang dulu sengaja kusimpan karena aku menyukai konten didalamnya. Iya, buletin di tempat itu. Dulu marketing komunikasinya selalu ingin menghadirkan sesuatu yang beda dan salah satunya buletin itu. Aku tersenyum saat melihatnya, membuka lembar per lembar isi buletin tersebut. Ah yaa, ada foto seseorang disana. Tapi kita skip aja tentang orang ini. Sepertinya sudah tak pantas dibahas. Oke kembali ke awal, yaa disana tepat dihalaman pertama aku lihat ada sebuah judul "Nurbakti Amaliah Sutisna (IKON TOTALITAS DAN LOYALITAS)". Aah teteh... ucapku sembari menghela nafas. Iya, aku sangat merindukannya. Sosok yang sampai saat ini tak pernah aku ganti dalam hatiku. Dia kakakku dan ibuku di tempat itu. Sebelumnya pernah kuceritakan di blog ini juga. 

Artikel tersebut memang ga panjang, tapi juga ga bisa disebut pendek. Tapi sungguh, semua isinya adalah kata-kata yang juga pernah disampaikan kepadaku. Sebuah petuah tepatnya. Saat itu aku memang staf  paling muda di divisi kita. Jadi sudah pasti kalau aku selalu jadi objek. Tapi aku bersyukur, karena disitulah aku banyak belajar. Dan yang paling penting, aku disayangi mereka seperti adiknya. Oiya, balik lagi ke isi artikel. Disini tertulis, bagaimana kiat teh Nur dalam menyiasati kejenuhan dalam bekerja? "terus belajar, insya Allah akan mendapatkan inspirasi fresh, menyenangkan dan menantang, buat saya tidak ada istilah stagnasi."

Terimakasih teteh, dari adamu sampai kini teteh udah di tempat terbaik-Nya teteh selalu ngasih banyak pelajaran buat aku. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik buat teteh. I miss you so much teh...


Bandung, 13 April 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar