Jumat, 20 Desember 2013

Entah Ini Apa ...

Hari ini tanggal 19 Desember 2013, tepatnya 3 hari menjelang tanggal 22. Iya, tanggal itu adalah targetku menikah di tahun ini. hmm aku hanya bisa tersenyum dan mengikhlaskan hati. Karena setiap kejadian menjadi nyata itu semua adalah izin Allah sang maha pemilik. Aku yakin Dia tengah mempersiapkan untukku jodoh terbaik untuk dunia dan akhiratku.

Dan "dia" yang kini sudah kumaafkan dan kuterima, selamat menempuh hidup baru. mimpimu kini segera menjadi nyata. Jangan kau sia-siakan kesempatan yang Allah kasih sama kamu. Aku tak akan menyalahkanmu. Tak akan menyalahkan kejadian yang pernah terjadi. karena aku yakin kalau "takdir tak pernah salah berkisah".

Sabtu, 14 Desember 2013

Satu Tempat...

Pernah ada satu tempat..
yang mengajariku berbicara
Pernah ada satu tempat..
yang membuatku hampir mati berdiri kedinginan
Pernah ada satu tempat..
yang mengajariku langkah-langkah kecil hingga besar
Pernah ada satu tempat..
yang membuatku bangun dari mimpi yang melenakan

Ya, pernah ada satu tempat yang melahirkan cinta amat dalam
Satu tempat yang menjadikan airmata kesedihan menjadi airmata kebahagiaan
Satu tempat yang mengenalkan arti sahabat
Arti persaudaraan
Arti perjuangan
Arti hidup
Arti cinta
Arti ikhlas

Sebuah tempat yang menjadikan"Aku"
ya, "Aku" saat ini...
Seorang Tita Junianti yang tidak hanya berani bermimpi
Tapi juga berani mengejarnya

Tempat yang paling indah (minimal menurutku)
Tempat yang banyak menorehkan sejarah di hidupku
Tempat yang kini ku tinggalkan tapi pasti akan kurindukan
Tempat yang kini jauh, tapi pasti selalu dihati
Tempat yang menurut orang panas,
tapi bagiku itu sebuah kesejukan

Iya...
Tempat itu...
Tempatku belajar banyak hal
Tempatku pernah tertawa dan menangis
Tempat itu...
Satu tempat yang menjadi "Rumah keduaku"
"si Menara Ungu di jalan Dipatiukur nomor empat puluh empat"

Terimakasih atas kesempatan yang pernah diberikan untukku
Terimakasih atas ilmu yang pernah diajarkan padaku
Terimakasih atas apapun yang pernah kau berikan untukku
Aku bahagia pernah menjadi bagian darimu
Aku bersyukur pernah menjadi "sesuatu" disana




*ini ditulis dalam rangka mengenangnya dan mengenang segala hal yang pernah terjadi di Rabbani, rumah kedua ku dulu.

Selasa, 10 Desember 2013

Dunia, (dengan koma)




Tentang engkau yang ada di sana. Tentang engkau yang mengeluhkan ketiadaan tanda baca…

Kau seharusnya lebih bisa merasa. Bukan koma yang harusnya kau minta.

Karena koma sebenarnya telah ada. Diciptakan oleh-Nya tanpa sia-sia, untuk menuntunmu masuk ke dalam dunia itu lebih dalam tanpa cedera.

Bukankah koma itu selalu engkau temukan lima kali dalam sehari. Ketika engkau buang seluruh harga diri dan menempelkan dahi di titik terendah manusiawi.

Sangsi apa lagi yang kau miliki? Siapa lagi yang lebih kokoh sebagai sandaran hati? Siapa lagi yang mempunyai jaring pengaman lebih baik saat tubuh dan mentalmu dihempaskan kesana kemari?

Kau tak perlu transformasi berlebih. Hanya hati dan pikiran yang lebih mengerti. Lebih memahami, bahwa selalu ada tempat untukmu kembali.

Tempatmu kembali menegakkan komamu. Beristirahat sejenak dari duniamu. Mencurahkan isi hati dan kekesalanmu….

Akan dunia yang kau anggap tanpa koma. Tanpa tanda baca….



Jumat, 06 Desember 2013

Dunia Tanpa Koma


Ada yang setiap pagi selalu dihantui dengan palpitasi tak henti, degup jantung begitu riuh, tidak seperti biasanya.

Ada yang setiap pagi berusaha bangun dari mimpi yang menahannya untuk lebih lama terlelap. Hingga fajar berteriak, membangunkannya.

Ada yang setiap pagi disambut langit bergemuruh dan seketika hujan jatuh dari mata kelabunya.

Ada yang setiap pagi merasa tenggelam, karena tak bisa turun menyelam dalam dunianya sekarang. Menanti untuk digenggam, agar ia tak terbenam jauh di laut yang dalam.

Pada dasarnya, ia hanya butuh hati yang lebih kokoh menopangnya. Ia butuh tubuh yang tak mudah lunglai saat dihempas ke berbagai arah. Ia butuh mental yang tidak mudah goyah saat dihadapkan pada keadaan yang demikian.

Ia butuh dirinya bermetamorfosis menjadi sesuatu yang baru.

Dengan masuk lebih jauh ke dalam dunia tanpa koma.

Sebenarnya, baru saja ia menginjak lantai pintu masuk, lantas langsung terpaku dingin memandang sekeliling. Pucat wajahnya.

Bisakah aku meminta tanda baca walau seujung kuku sekalipun?

Bisakah jeda menjadi pereda badai yang saat ini masih ramai bergemuruh dalam kepalaku?





Repost Vitelina tumblr

"Satu Waktu"

"Embuh mah pengen nikah pami tos rengse S2, mudah-mudahan istiqomah. Hoyong sadaya biaya nikah ku embuh. Mba mah teu terang mimpi besar embuh. Alim hanya sebatas mimpi itu teh. Pengen terealisasi itu teh. Jadi tenang, embuh moal ngecewakeun mba. Santei weh atuh. Embuh bilang kitu teh nyaah ka mba. Insya Allah dipaparinan pituduh ku Gusti nu maha suci ai tos waktosna mah. Sok percanten. Azamkeun ti ayeuna ah."

BBM nya malam itu ...
terharu iya.... malu iya...
tapi aku ga bisa membohongi perasaanku yang memang takut kalau-kalau "waktu" itu datangnya lebih dulu untuk dia. Iya, "satu waktu" yang telah ku impikan. Namun dari bbm nya itu aku yakin, bahwa dia tidak ingin mengecewakan aku. kata-katanya membuatku speechless. Terimakasih atas setiap pengertian yang kau kasih untukku. Sampai hari ini aku masih selalu bangga telah memiliki saudara sepertimu.


Bandung, 5 Desember 2013